close

Chapter 1258 – Siblings

Advertisements

Bab 1258: Saudara

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

Fangzheng kebetulan berada di Vietnam ketika dia memasuki Cina. Ini adalah kunjungan kedua Fangzheng ke Vietnam. Terakhir kali di pegunungan, dan kali ini … masih di pegunungan.

Ada gunung demi gunung. Berdiri di puncak gunung, yang dilihatnya hanyalah gunung …

Fangzheng bergumam tanpa daya, “Kapan ini akan berakhir? Dari kelihatannya, saya perlu menanyakan arah. ”

Pada saat itu, Fangzheng melihat sosok di kaki gunung di seberangnya. Meskipun sangat kecil dan dia tidak bisa melihat dengan jelas, dia yakin itu adalah seseorang!

Fangzheng segera gembira. Dia melompat turun dan cabang pohon secara otomatis menjulur untuk menahan kaki Fangzheng. Fangzheng melompat sekali lagi. Pohon-pohon di bawah terus mendukungnya.

Persis seperti itu, sementara yang lain perlu mengitari jalur gunung untuk turun, Fangzheng bergegas turun seperti monyet yang gesit.

“Saudaraku, jatuhkan aku. Saya bisa berjalan.”

Di kaki gunung, seorang pria muda menggendong seorang gadis kecil dengan kuncir vertikal, terengah-engah saat dia berjalan ke atas gunung.

Pemuda itu menyeka keringat dari dahinya dan berkata, “Bukan apa-apa. Aku tidak lelah.”

Gadis kecil itu berkata, “Tapi kamu sudah banyak berkeringat.”

Pemuda itu berkata, “Berkeringat itu baik. Itu mengeluarkan racun apa pun. ”

Gadis kecil itu mengerutkan hidungnya dan terlihat sangat imut. Dia menurunkan wajahnya yang tersenyum dan bersandar di bahu tipis pemuda itu. Dia tertawa dan berkata, “Saudaraku, apakah ada kunang-kunang di gunung?”

Pemuda itu berkata, “Tentu saja. Ini yang dikatakan Kakek Zhang. Dia mengatakan bahwa dia melihat banyak kunang-kunang di gunung ini ketika dia masih muda. Itu sangat indah.”

Ketika gadis kecil itu mendengar itu, matanya langsung berubah cerah. Sayangnya, jika seseorang melihat dari dekat, mereka pasti akan memperhatikan bahwa meskipun mata gadis kecil itu cerah, tidak ada fokus. Jelas, ada sesuatu yang salah dengan matanya.

“Saudaraku, mengecewakanku,” kata gadis kecil itu.

“Sun Kecil, taat. Biarkan aku menggendongmu. Anda bisa turun dan berjalan sendiri saat kami mencapai puncak gunung. Anda dapat melakukan apa pun yang Anda inginkan ketika saatnya tiba. ” Pemuda itu adalah kakak laki-laki Little Sun. Namanya adalah Jin Jiatong. Dia berusia 12 tahun tahun ini. Kulitnya kecokelatan dan matanya cerah seperti matahari. Setiap kali dia melihat Xin Xin, itu akan dipenuhi dengan kesedihan dan belas kasihan yang tak ada habisnya.

Nama Little Sun adalah Jin Jiaxin. Dia berusia delapan tahun tahun ini, dan kulitnya juga sedikit kecokelatan. Wajahnya agak gemuk dan dia memiliki dua lesung pipi ketika dia tersenyum, membuatnya terlihat sangat imut. Gadis kecil ini sepertinya sangat suka tersenyum, dan matanya yang besar berubah menjadi bulan sabit kecil. Mulut kecilnya akan melengkung, memperlihatkan giginya. Dia mengeluarkan getaran yang sangat menyenangkan dan cerah.

Justru karena Jin Jiaxin suka tersenyum seperti orang-orang yang tersenyum yang membuat Jin Jiatong senang memanggilnya Little Sun. Sun Kecil menjadi nama panggilannya …

Mereka tinggal di sebuah desa di belakang gunung lain. Kali ini, Jin Jiatong membawa Jin Jiaxin ke sana untuk melihat kunang-kunang.

“Saudaraku, ingatlah untuk memberi tahu saya ketika Anda lelah.” Little Sun menyeka keringat di dahi Jin Jiatong dengan lengan bajunya.

Jin Jiatong mengangguk dengan penuh semangat. “Jangan khawatir!”

Keduanya tidak melihat sosok yang muncul di puncak pohon. Jubah biksu putih berkibar di angin seperti dewa.

Fangzheng awalnya berencana untuk turun untuk menanyakan arah sebelum segera pergi. Namun, setelah mendengarkan percakapan antara kedua anak itu, dia tiba-tiba berubah pikiran. Dia tidak turun untuk menanyakan arah. Sebaliknya, dia diam-diam mengikuti kedua anak itu.

Di hutan yang dalam, meskipun ada sedikit serigala dan macan tutul, itu tidak berarti tidak ada.

Tentu saja, di Vietnam, yang paling menakutkan bukan ini, tetapi gajah liar yang berkeliaran. Meskipun gajah liar adalah tontonan untuk dilihat, mereka lebih menakutkan daripada singa atau harimau ketika marah. Tubuhnya yang besar berlari seperti truk. Tidak peduli siapa itu, seseorang akan dihancurkan sampai mati jika mereka diinjak oleh gajah.

Di Vietnam, ada kasus binatang buas yang menyerang orang hampir setiap tahun, dan ada kemungkinan besar kematian.

Fangzheng mengikuti kedua anak itu untuk memastikan keselamatan mereka.

Kedua, dia tersentuh oleh hubungan antara saudara kandung. Dia ingin mengikuti mereka, melindungi mereka, dan melihat apakah dia bisa membantu mereka.

Advertisements

Ada banyak gunung di Vietnam yang belum dikembangkan. Tidak ada jalan di sini dan orang hanya bisa mengandalkan kaki mereka. Jalan gunung itu terjal dan sulit untuk dilalui. Sulit bagi bocah itu untuk berjalan sendirian. Selain itu, ia harus membawa adiknya dengan penglihatan yang buruk?

Keringat Jin Jiatong mengaliri wajahnya, tetapi dia mati-matian berusaha memperlambat napasnya. Dia takut terengah-engah yang dipercepat akan membuat adiknya membayangkan bahwa dia lelah dan bersikeras untuk turun. Itu hanya akan melelahkannya lebih cepat. Sabit di tangannya melambat juga. Dia berhenti untuk beristirahat beberapa kali, tetapi ketika dia menatap langit, dia menggertakkan giginya dan terus berjalan.

KOMENTAR

Setelah Fangzheng mengikuti mereka selama sekitar setengah jam. Ketika Jin Jiatong akhirnya tidak bisa bergerak, dia menurunkan adiknya dan saudara-saudaranya duduk di bawah pohon. Mereka minum air dan mengobrol sebentar sebelum Jin Jiatong membawa adiknya pergi lagi.

Little Sun menggelengkan kepalanya dan berkata, “Mari kita lupakan. Anda lelah. Aku tidak pergi. Aku akan berjalan denganmu; jika tidak, saya tidak akan melihat kunang-kunang. “

Jin Jiatong berkata, “Bukan apa-apa. Saya kakak laki-laki Anda. Saya punya banyak kekuatan. Aku bisa menggendongmu, Xinxin. ”

Little Sun menggelengkan kepalanya dengan kuat dan mundur beberapa langkah. Baru saat itulah Fangzheng menyadari bahwa kaki Little Sun tampak bermasalah. Dia tertatih-tatih!

Setelah melihat ini, Fangzheng akhirnya mengerti mengapa Jin Jiatong bersikeras untuk menggendongnya. Kakinya tidak bagus, dan matanya juga tidak bagus. Mendaki gunung? Itu terlalu sulit untuk seorang gadis dengan nasib buruk!

Saat saudara-saudara berargumentasi, Fangzheng menyatukan kedua telapak tangannya. “Amitabha. Halo, Pelanggan Muda. “

Kedua anak itu melompat ketakutan ketika mereka mendengar suara orang asing. Jin Jiatong secara naluriah berdiri di depannya dan bertanya dengan hati-hati, “Siapa itu?”

“Lihatlah,” kata Fangzheng sambil tersenyum.

Kakak-beradik itu mendongak dan melihat seorang biarawan berdiri di atas pohon. Dia mengambil sedikit langkah ke depan sebelum jatuh ke tanah.

“Hati-hati!” Meskipun Jin Jiatong waspada, dia masih berteriak ramah.

Sun Kecil tidak bisa melihat dengan jelas, tetapi tanpa sadar dia mengencangkan cengkeramannya di sudut kemeja Jin Jiatong.

Bang!

Dengan bunyi gedebuk, Fangzheng mendarat di tanah dengan senyum tenang. Dia menyatukan kedua telapak tangannya dan berkata, “Amitabha. Patron muda, jangan khawatir. Biksu tanpa uang ini baik-baik saja. ”

“Eh, Tuan, kamu baik-baik saja?” Jin Jiatong benar-benar ketakutan. Dia melompat turun dari pohon setinggi sepuluh meter dan mendarat langsung di tanah. Namun, bhikkhu itu baik-baik saja? Apakah dia masih manusia?

Namun, bagaimanapun ia masih anak-anak. Dia berani dan rasa ingin tahunya mengalahkan rasa takutnya. Selain itu, ada banyak seni bela diri dan drama fantasi baru-baru ini. Kemampuan Jin Jiatong untuk menerima hal-hal seperti itu sangat luar biasa. Dia dengan cepat tenang dan bertanya, “Apakah Anda seorang biarawan?”

Fangzheng merentangkan tangannya dan mengitari daerah itu sebelum bertanya, “Pakaian Monk Penniless ini adalah milik seorang biarawan. Jika bukan seorang biarawan, mungkinkah dia menjadi pendeta Daois? ”

Setelah mendengar bahwa Fangzheng adalah seorang biarawan, Jin Jiatong segera menghela nafas lega.

Advertisements

Banyak orang Vietnam adalah penganut Buddha yang saleh.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

Clear Cache dan Cookie Browser kamu bila ada beberapa chapter yang tidak muncul.
Baca Novel Terlengkap hanya di Novelgo.id

0 Reviews

Give Some Reviews

WRITE A REVIEW

The Monk That Wanted To Renounce Asceticism

The Monk That Wanted To Renounce Asceticism

    forgot password ?

    Tolong gunakan browser Chrome agar tampilan lebih baik. Terimakasih