Chapter 1220 – You’re Not to Cry for Anyone Else!

Bab 1220: Kamu Tidak Menangis untuk Orang Lain!

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

“Apa nilainya sekarang?” Qi Yan tiba-tiba bertanya, tanpa menghentikan apa yang dia lakukan.

Tan Bengbeng langsung tersadar dan menatap instrumen di tangannya sebelum melaporkan, “0,88, itu 0,12 jauhnya dari nilai saturasi.”

Reaksi Tan Bengbeng sudah cukup cepat dan tidak ada tanda-tanda dia telah zonasi sama sekali. Profesionalitasnya sebagai dokter masih terlihat jelas.

Namun, ada perubahan yang jelas dalam auranya.

Orang lain mungkin tidak tahu, tapi siapa Qi Yan?

Dia adalah seseorang yang lebih peduli padanya daripada dia peduli tentang dirinya sendiri. Mendengar laporannya, tangannya membeku sesaat dan dia melirik ke arahnya.

“Apa yang salah? Anda tidak merasa sehat? Apa kamu mau istirahat sebentar? ”

Ini mungkin pertama kalinya Qi Yan terganggu oleh hal lain di laboratorium.

Menerima tatapan khawatir, jantungnya nyaris berdetak sesaat.

Dia tiba-tiba mengerti mengapa dia tidak mengizinkannya memasuki laboratorium sebelumnya ketika dia melakukan eksperimen.

Dia bisa membantunya dengan hal-hal lain, tetapi hanya dia yang bisa mengendalikan emosinya sendiri … Namun, ketika dia ada, dia tidak bisa mengendalikan mereka …

Mata Tan Bengbeng berkilau dan dia tiba-tiba meletakkan peralatan di tangannya di depannya.

“Saya baik-baik saja. Saya akan pergi ke luar untuk menunggu Anda terlebih dahulu. Anda bisa selesai bereksperimen dengan damai sebelum keluar. ”

“Bengbeng …”

Alis Qi Yan berkerut saat dia hendak mengatakan sesuatu, tapi Tan Bengbeng tiba-tiba mengulurkan tangan untuk menutupi mulutnya.

Dia bisa merasakan kehangatan bibirnya yang lembut menekan telapak tangannya.

Telinganya mulai berubah menjadi bit.

Mengambil napas dalam-dalam, dia menenangkan diri sebelum berkomentar dengan serius, “Aku akan memengaruhimu jika aku tinggal di sini. Penyakit kepala lansia telah berlangsung terlalu lama, Mo Yongheng mungkin tidak punya pilihan selain menjalankan rencana seperti itu dan membuat kami menemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit kepala lansia … “

Tan Bengbeng ragu sejenak sebelum melanjutkan,

“Aku belum memberitahumu ini sebelumnya. Saya bertemu kepala tua ketika saya masih kecil. Dia adalah orang tua yang sangat ketat tetapi penuh kasih sayang. Namun, ia hanya menyatakan kasih sayang ketika melihat cucunya. Tidak hanya terhadap cucu bungsunya Xiao Mumu tetapi juga seorang gadis muda seperti saya yang tidak memiliki hubungan darah dengan Keluarga Mo sama sekali. Dia akan tersenyum padaku dan memberiku permen ketika tidak ada yang memperhatikan. Dia memanggilku Xiao Bengbeng. ”

Kepala lansia Keluarga Mo adalah sosok legendaris yang juga merupakan orang yang menikmati pendampingan keluarganya.

Kakek Tan Bengbeng telah meninggal lebih awal, jadi dari ingatannya, Mo Chengxian adalah kakeknya.

Bahkan jika Nian Xiaomu tidak ada, dia masih berharap bahwa orang tua akan segera sembuh.

Apakah dia … mengerti?

Setelah dia selesai berbicara, Tan Bengbeng melepaskan tangan Qi Yan dengan ringan.

Menggigit bibirnya dengan agak gugup, dia bergumam, “Qi Yan, bisakah saya meminta Anda untuk meramu obat untuk kepala lansia sesegera mungkin?”

Mendengar ini, Qi Yan menyimpan tanda-tanda ketidakseimbangan di wajahnya.

Sepasang mata dua tonus, mata iblis memancarkan kesungguhan yang jarang terlihat dan bibir tipisnya sedikit terbuka.

“Saya akan mencoba yang terbaik, tetapi lebih terburu-buru berarti lebih sedikit kecepatan. Anda harus tahu itu. Saya tidak berusaha menunda kemajuan. Karena Anda sudah bertanya, saya akan terjaga sepanjang malam dan tidak makan, hanya untuk meramu obat dalam waktu dua hari. Tapi, ada satu hal … “

Tangan Qi Yan mengulurkan tangan ke wajahnya dan jari-jarinya berhenti di sudut matanya.

Nada suaranya agak suram saat dia berbicara.

“Di masa depan, kamu tidak menangis untuk orang lain!”

“…”

Tan Bengbeng mengambil langkah agak kaku dari laboratorium.

Berbalik untuk melihat pintu otomatis yang perlahan menutup, yang muncul di depan matanya adalah adegan Qi Yan menyentuh sudut matanya dan memperingatkannya untuk tidak menangis untuk orang lain.

Bagaimana dia bisa percaya diri ini bahkan ketika dia mengancam orang lain?

Apa yang bahkan lebih menakutkan adalah bahwa jantungnya berdetak sangat cepat, seperti ada sesuatu yang secara bertahap kehilangan kendali …

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.