Chapter 29

Bab 29: Tergantung pada Performa Anda

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

Seorang Xiaoning mengerutkan bibirnya, memahami apa yang dimaksud Jin Qingyue. "Kamu benar, aku tahu itu. Adikmu memang sangat luar biasa. Tapi saya sendiri juga. Saya tidak hanya menikahi siapa pun yang kaya dan terkenal atau berkuasa, "katanya setengah bercanda.

Jin Qingyue menatapnya dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Lalu, mengapa kamu menikahi kakakku? Bukankah kalian berdua hanya saling kenal untuk waktu yang singkat? "

“Waktu tidak ada hubungannya dengan cinta. Kakakmu dan aku saling jatuh cinta, jadi kami menikah, ”jawab An Xiaoning sambil melirik Jin Qingyan.

Seolah-olah dia baru saja mendengar lelucon terbesar, Jin Qingyue tertawa terbahak-bahak dan mencibir, “Mungkin benar bahwa kamu mencintai saudaraku. Tapi dia mencintaimu … Aku sangat meragukannya. ”

Mencoba menyelesaikan perselisihan, Long Tianze menyela sambil mengemudi, "Adikmu ada di sini, bukan? Kenapa kau tidak bertanya sendiri padanya? "

"Siapa bilang kamu bisa menyela?" Bentak Jin Qingyue, benar-benar mengabaikan fakta bahwa ada wanita asing di seberangnya. "Yang disukai kakakku adalah Sis Ruier," cibirnya.

"Diam!" Seru Jin Qingyan dengan dingin, akhirnya memecah kesunyiannya. "Jika aku tahu kau begitu gelisah, aku tidak akan pernah mengajakmu," lanjutnya.

Jin Qingyue tercengang. Dia tetap diam dan terus memainkan game mobile-nya, tahu bahwa dia telah membuat marah kakaknya.

Seorang Xiaoning tertawa kecil dengan acuh tak acuh. Dia menyandarkan kepalanya di bahu Jin Qingyan, lalu menutup matanya untuk beristirahat.

Langit menjadi gelap pada saat mereka tiba di puncak gunung. Mereka bekerja bersama untuk mendirikan tenda, sementara Long Tianze berbisik dengan lembut kepada Mo Li, yang telah disingkirkannya, “Jangan bernafas sepatah kata pun tentang apa yang telah kamu dengar hari ini, bukan untuk satu jiwa. Oke?"

“Kami sudah berteman lama. Saya tahu lebih baik daripada melakukan itu. "

Memberinya tepukan di pundaknya, Long Tianze berkata, "Aku tahu aku bisa mengandalkanmu."

Berkumpul di sekitar lubang barbekyu yang telah mereka buat, kelompok itu menyesap bir dan menikmati diri mereka sendiri, meskipun angin malam agak sedikit dingin.

Ketika tiba waktunya untuk tidur, Jin Qingyue dialokasikan ke tenda yang sama dengan Mo Li. Namun, dia keberatan, “Long Tianze, kamu mungkin berbagi tenda dengan Mo Li. Saya ingin satu untuk saya sendiri. "

"Apakah Anda benar-benar berpikir itu dapat diterima?"

"Aku tidak peduli. Saya hanya ingin tidur sendirian di tenda. Saya tidak terbiasa memiliki orang lain di sekitar, "tegasnya.

Xiaoning menyela, "Mr. Panjang, bagaimana kalau kamu berbagi tenda dengan Qingyan sementara aku berbagi tenda dengan Mo Li? Ayo lakukan saja. "

"Ayo, mari kita ambil tenda ini," usul An Xiaoning sambil beringsut maju untuk memegang tangan Mo Li.

Seorang Xiaoning berpikir bahwa itu akan menjadi solusi terbaik karena Mo Li bukan pacar Long Tianze. Bagaimanapun, masalahnya tidak akan ada sejak awal.

Namun, Jin Qingyue berpikir sebaliknya. Dia merasa bahwa An Xiaoning sengaja menentang keinginannya. Masalah ini secara tidak langsung menyebabkan Jin Qingyue membenci adik iparnya lebih lanjut.

Berbeda dengan Jin Qingyue, Mo Li mulai menyukai An Xiaoning.

Dengan itu, malam merayap dengan damai.

Seorang Xiaoning bangun pagi-pagi, bahkan sebelum fajar tiba, dan dia tidak bisa tidur lagi. Mo Li juga bangun tak lama setelah itu. Keduanya mulai mengobrol riang sambil menjaga volume mereka.

Cuaca hari itu sangat indah, seperti yang Long Tianze katakan. Kelompok itu bermain-main dan berjemur di bawah sinar matahari yang hangat ketika mereka menyaksikannya terbit dengan indah dari puncak gunung.

Dengan kedua tangan terulur, An Xiaoning memejamkan mata dan menghirup udara segar, yang sangat menyegarkan dan menyegarkan. Dia kemudian terus memotret beberapa foto pemandangan indah di depan matanya.

Di sisi lain, Jin Qingyan tampaknya agak tidak tertarik menonton matahari terbit. Dia terus-menerus mengetuk dan mengusap, matanya terpaku pada ponselnya. Dia kemudian duduk di dalam tenda untuk menjawab panggilan masuk.

Long Tianze berniat untuk perjalanan untuk menjadi kesempatan baginya untuk lebih dekat dengan Jin Qingyue. Setelah memperhatikan bahwa Jin Qingyue akan kembali ke tendanya, dia mengikuti dari belakang.

"Di mana Anda ingin bertemu?"

"…"

"Aku tidak bisa melakukannya malam ini. Bukankah aku sudah memberitahumu? Ibu saya tidak akan memiliki kedamaian sampai dia melihat saya pulang pada malam hari. "

"…"

"Baik. Saya menyaksikan matahari terbit dengan Saudaraku sekarang, saya akan pergi mencari Anda setelah sarapan. "

"…"

Jin Qingyue terdengar tertawa dari dalam tenda. Sebanyak dia mencoba untuk menjaga volumenya, Long Tianze sudah mendengar segalanya. Dia jelas berbicara dengan pria lain melalui telepon.

Long Tianze mengepalkan tangannya dan memasuki tenda setelah membuka ritsleting tutupnya.

Jin Qingyue dengan panik menutup telepon saat melihat Long Tianze. "Mengapa kamu masuk ke dalam tendaku?" Bentaknya.

"Kamu bicara dengan siapa?"

“Apakah itu mengkhawatirkanmu? Jauhi bisnis saya, ”katanya, menatap tajam padanya.

"Kamu punya pacar?" Dia terus bertanya.

"Itu bukan urusan Anda. Kenapa kamu begitu usil sepanjang waktu? ”Balasnya, jelas tidak ingin menjawab pertanyaannya.

"Jawab aku. Apakah Anda punya pacar? ”Dia bertanya dengan tegas.

"Kamu gila," katanya. Saat dia berdiri, Long Tianze mencengkeram lengannya, menyebabkan dia jatuh kembali ke tanah.

Mengangkat tangannya darinya, Jin Qingyue memperingatkan, "Jika kamu terus seperti ini, aku akan memberi tahu saudaraku bahwa kamu menganiaya aku."

"Lanjutkan. Jika Anda melakukannya, saya akan meminta orang tua saya untuk mengunjungi keluarga Anda, untuk meminta pernikahan Anda. Apakah Anda berani memberitahunya? ”Dia menantang dengan alis terangkat.

"Serius, Long Tianze, apa ada yang salah denganmu? Saya tahu Anda sudah menyukai saya sejak lama, tetapi tidak bisakah Anda mengatakan bahwa saya tidak tertarik sama sekali? "Kata Jin Qingyue dengan gerutuan.

Tubuhnya menegang. Dia merasa seolah-olah kata-katanya adalah sejuta belati yang menembus jantungnya. Terlepas dari seberapa buruk perasaannya, dia harus menyembunyikan perasaannya dengan segala cara, karena dia tidak lain adalah Long Tianze. "Aku hanya khawatir karena aku memperlakukanmu seperti adik perempuanku. Bagaimana Anda mendapatkan gagasan bahwa saya sudah menyukai Anda sejak dulu? Seseorang yang berdada rata seperti kamu tidak sesuai dengan selera dan kesukaanku. Paham itu? ”Katanya.

"Long Tianze … keluar dari hadapanku!" Raung Jin Qingyue, mendidih dengan putus asa.

Tanpa berkata apa-apa, dia berdiri dan keluar dari tenda.

Mereka kembali ke mobil Long Tianze dan segera tiba di rumah Jin Qingyan.

Bersama-sama, Jin Qingyan, An Xiaoning, dan Jin Qingyue turun dari mobil. Seorang Xiaoning kemudian mengundang Long Tianze dan Mo Li untuk sarapan sebelum pergi, yang mereka tolak saat mereka melambaikan tangan padanya.

"Saudaraku, aku akan pulang untuk sarapan," kata Jin Qingyue. Dia mencengkeram tasnya dan berbalik untuk pergi.

——

Setelah sarapan, An Xiaoning bersiap untuk pergi kerja, tetapi dia dihentikan oleh suaminya.

"Aku tidak tidur nyenyak semalam."

"Lalu naik ke atas dan beristirahat."

Dia berjalan melewatinya dan mulai berganti sepatu. Namun, pada saat ini, dia mengambilnya dari belakang dan langsung menuju ke atas.

"Aku harus pergi ke unit produksi, aku kehabisan waktu."

"Berapa banyak waktu yang tersisa?"

“Paling lama 20 menit. Bisakah Anda menunggu sampai saya pulang kerja? "Tanyanya dengan cemas.

“Bagaimana 20 menit cukup? Itu terlalu pendek. Ini akan menjadi delapan atau sembilan jam lagi sebelum Anda pulang. Terlalu banyak waktu untuk menunggu. "

"Apa yang Anda sarankan, kalau begitu?" Tanya seorang Xiaoning yang tidak sabar. Dia merasakan keinginan kuat untuk membunuhnya dengan kapak.

“Kalau begitu kita hanya bisa bergegas. Itu akan tergantung pada kinerja Anda. "

"…"

Setelah 30 menit, An Xiaoning berhasil mencapai kursi penumpang mobil. "Menginjaknya, aku akan terlambat," dia bergegas sambil meneguk sebotol air yang ada di tangannya.

"Kamu benar-benar memiliki kesopanan untuk membuatku terburu-buru ketika kamu yang mengganggu saya untuk mengirim kamu ke sana."

"Jika bukan karena kamu, aku akan tiba di sana sejak lama."