TMA – Chapter 51

Bab 51: Pesan Baru

Penerjemah: winniethepooh, Kris_Liu Editor: Vermillion

Setelah menekan tombol terakhir, Lucien perlahan melepaskan tangannya dari keyboard. Perasaan puas muncul dalam benaknya. Melalui tiga minggu latihan yang rajin, sekarang Lucien bisa memainkan karya yang relatif lancar dengan beberapa keterampilan sederhana. Tentu saja, itu tidak sempurna, tetapi Lucien percaya bahwa Mr. Victor dapat dengan mudah mengatakan nilainya.

"Lucien … kamu …" Felicia berdiri di samping pintu dengan tangannya di atas gagang pintu, terlihat sangat bingung tetapi juga terkejut.

"Felicia, maaf, aku tidak memperhatikan kamu ada di sini." Lucien berdiri dan mendorong kursi piano di bawah keyboard, "Apa katamu?"

“Lagu yang kamu mainkan … cukup mengesankan. Anda … membuat kemajuan besar, "Felicia memalingkan muka. Dia tidak terbiasa memuji, terutama pada Lucien.

“Terima kasih, Felicia.” Meraih lembaran musiknya, Lucien berjalan ke Felicia, “Aku harus pergi sekarang. Sepertinya badai akan datang. ”

Di Bulan Panen (September), selalu ada hujan setiap beberapa hari. Cuaca hari ini sangat lembab, dan langit jauh lebih gelap dari biasanya.

"Ya tentu. Sampai jumpa besok, Lucien. "Felicia agak terganggu.

Ketika Lucien turun, dia melihat Athy meminta para pelayan untuk membersihkan di sana. Lucien berjalan ke arahnya bertanya, "Mr. Athy, apakah Anda melihat Tuan Victor? Saya punya sesuatu untuk dikatakan kepadanya. "

"Bapak. Victor baru saja pergi ke kuburan. Saya khawatir dia mungkin tidak bisa kembali sampai larut malam. "Athy selalu sopan dan serius," Apakah Anda ingin meninggalkan pesan? "

"Tidak apa-apa. Saya sedang tidak buru-buru. Terima kasih, Athy. ”Lucien melambaikan tangannya. Dia bisa berbicara langsung dengan Victor pada hari berikutnya. Malam ini dia memiliki beberapa percobaan sihir untuk dilakukan, yang merupakan prioritasnya.

Dalam beberapa minggu terakhir, Lucien berhasil membaca jurnal, Arcana, berkali-kali. Dengan bantuan lektur yang disimpan di perpustakaan rohnya, fondasi pengetahuan dasarnya tumbuh lebih kuat. Menggabungkan itu dengan apa yang telah dia pelajari tentang frekuensi getaran, Lucien meningkatkan mantra "Osilasi Homan" dan menciptakan dua mantra tingkat magang baru.

Bagi sebagian besar peserta magang, pengembangan kekuatan spiritual mereka seringkali jauh lebih cepat daripada akumulasi pengetahuan mereka. Lucien, di sisi lain, menghadapi situasi yang sangat berlawanan karena latar belakangnya. Kekuatan spiritualnya masih tidak cukup untuk melemparkan sepuluh mantra magang secara berurutan pada suatu waktu.

…………

Di sore hari, dalam perjalanan ke tempat bibinya Alisa, Lucien memperhatikan bahwa ada pesan rahasia baru di dinding.

"Kami punya berita tentang makhluk jahat. Malam ini. Jam sepuluh. Tempat yang sama, ”kata pesan rahasia itu.

Lucien terus berjalan seolah tidak melihat apa pun. Dalam benaknya, dia menebak maksud dari pesan ini. Dia tidak pernah menghadiri pertemuan setelah penampilan pertamanya, jadi sepertinya mereka menggunakan informasi untuk memikatnya.

Alasan lain mengapa Lucien sangat berhati-hati adalah gagak yang ia lihat terakhir kali dalam perjalanan pulang dari pertemuan magang. Ketika Lucien pertama kali menemukan gagak, ia tidak memikirkannya, karena ada gagak yang tak terhitung jumlahnya di Aalto. Namun, setelah itu dia ingat apa yang dia baca di catatan – gagak adalah hewan peliharaan yang paling sering dipanggil. Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa prihatin. Sekarang Lucien tidak bisa menahan khawatir bahwa pesan itu mungkin jebakan, kalau-kalau itu mungkin telah diatur oleh master gagak.

Namun, daya tarik yang diberikan oleh informasi itu sangat menarik. Lucien selalu merindukan ramuan Crying Soul, yang bisa mengungkapkan kekuatan yang tersembunyi di tubuh yang sudah berkembang. Dia telah mencari bahan untuk waktu yang cukup lama. Sekarang, dia sudah memiliki Corpse Mushroom dan jaringan otak dari Aquatic Zombie, jadi Lucien ingin mendapatkan Revenant Dust dan Moonlight Rose sesegera mungkin. Kecuali menggunakan darah seorang revenant untuk memanggil orang lain, Lucien tidak bisa menemukan cara kedua untuk mendapatkan debu revenant di Aalto, terutama di bawah pengawasan gereja.

Mengunyah rotinya, Lucien berpikir dengan hati-hati, berjuang antara perasaan tidak aman dan keinginannya. Akhirnya, Lucien memutuskan untuk menerima undangan. Namun, sebelum pergi ke sana, dia harus siap.

…………

Malam hari, di lab Lucien.

Pada lingkaran sihir yang diukir di atas meja batu, sebuah wadah hitam berukuran piala sedang dipanaskan di atas api biru, di mana semacam cairan merah tebal mendidih.

Wajah Lucien tampak sangat serius. Dia sedang mengaduk cairan dalam wadah dengan tongkat keramik panjang. Di tangan kanannya, ada tabung reaksi dengan cairan hitam di dalamnya. Menuangkannya ke dalam wadah, Lucien perlahan mencampurnya.

Setiap tetes cairan hitam membawa kasa kabut putih. Seolah-olah itu hidup, cairan merah terus menyusut dengan keras dan menjadi lebih tebal dan lebih tebal, seperti gel. Lucien tahu bahwa kesalahan kecil akan menyebabkan ledakan dahsyat. Dia harus tetap berkonsentrasi.

Mencampur semua cairan hitam dengan yang merah, Lucien menekankan tangan kanannya pada lingkaran dan menggunakan kekuatan spiritualnya untuk mengubah cara lingkaran itu bekerja. Banyak garis tipis merah muncul dan menutupi wadah. Sementara itu, Lucien mulai casting. Sinar putih cahaya dingin muncul di antara jari-jarinya dan melintas ke dalam wadah.

Panas bertemu dingin, tetapi garis merah ajaib mencegah gel meledak, dan perlahan-lahan menjadi lebih stabil.

Ketika kabut putih di sekitarnya perlahan menghilang, hanya sedikit gel berwarna api yang tersisa di wadah hitam. Lucien dengan hati-hati memasukkan gel yang sangat tebal ke dalam tabung gelas dan menyegelnya, yang merupakan langkah terakhir yang diperlukan untuk membuat Flame Gel.

Lucien menemukan proses pembuatannya di catatan penyihir. Menurut keterangannya, dia menduga Flame Gel harus sekuat napalm.

Untuk meningkatkan kekuatannya, Lucien hendak menambahkan nitrogliserin ke dalam formula, tetapi pada akhirnya dia memutuskan untuk tidak melakukannya, karena dia tidak ingin mengubah lab barunya menjadi tumpukan reruntuhan karena terlalu terburu-buru.

Di sebuah kotak di sudut labnya, ada tujuh tabung, masing-masing berisi ramuan yang berbeda. Dua di antaranya adalah Flame Gel, dua lainnya adalah Storm, yang digunakan untuk penyembuhan cepat dan meningkatkan energi, dan tiga terakhir adalah Brown Owl, yang dapat mempercepat kecepatan pemulihan kekuatan spiritual.

Lucien menempatkan ketujuh tabung gelas, bersama dengan Flame Gel yang baru saja dibuatnya, ke dalam saku kecil jubah hitamnya. Mereka dibuat khusus untuk membawa ramuan dan pereaksi ajaib dengan aman.

Kemudian, dia membuka catatannya sendiri di atas meja, di mana dia menuliskan struktur dan prinsip-prinsip dari dua mantra magang baru yang telah dia buat. Berdasarkan pengetahuannya tentang getaran dan frekuensi dan setelah ratusan tes, Lucien meningkatkan mantra Homan Oscillation, dan dengan demikian ia memiliki mantra baru sendiri: satu disebut Bat Screaming dan yang lainnya The Professor's Oscillating Hand.

Setelah menutup buku catatan itu, Lucien naik kembali ke kamar dan berbaring di tempat tidurnya untuk beristirahat.

Lucien meninggalkan gubuknya malam itu pukul sembilan empat puluh.