Chapter 5

Dua Orang Suci Mengembara ke Dunia yang Berbeda Bab 5

Hari Sesuatu Jatuh Lagi

Sera membuka pintu. Ada dua ksatria berdiri menonton di luar. Tampaknya, mereka akan mengantar mereka ke kantor raja. Satu berjalan di depan, yang lain di belakang. Mereka berjalan ketika mereka melihat sekeliling mereka yang tidak bisa mereka fokuskan kemarin. Tidak ada karpet di lantai. Jendela-jendelanya kecil, tetapi ada lilin yang ditempatkan di tempat yang tepat untuk membuat lorong tetap terang. Ada juga ukiran rumit di langit-langit dan dinding.

Tidak butuh waktu terlalu lama bagi mereka untuk mencapai kantor. Penjaga yang berdiri di depan ruangan mengumumkan kedatangan mereka.

Keduanya masuk dengan canggung. Itu adalah ruangan yang terang dengan jendela besar. Ada beberapa orang yang menunggu di dalam.

Satu orang duduk di belakang meja besar. Di sebelahnya, duduk seorang setengah baya dibuat dengan dahi besar. Di sisi lain adalah seorang pria dengan rambut putih yang tangannya diletakkan di atas meja. Ada meja kecil di dekat jendela tempat seorang lelaki berjanggut kecil duduk. Di sebelahnya adalah orang yang berkilauan, seperti pangeran. Dan kemudian ada Rasche, yang berdiri bersandar di dinding. Oh tunggu. Salah satu dari beastmen. Dia tampak tersenyum ketika melihat Maki.

Semua orang berdiri sekaligus, yang membuat mereka berdua sedikit takut. Pria dengan telinga panjang itu kelihatannya ingin mengatakan sesuatu, tetapi pria di belakang meja besar itu menahannya ketika dia mulai.

“Suatu kehormatan bertemu denganmu, Saintesses. Saya Arthur, raja wilayah manusia di Dunia Sun ini. Di negara Anda, saya kemungkinan akan dipanggil Arthur, putra Wildom. Kami tidak memiliki nama keluarga di sini. Bolehkah saya memperkenalkan orang lain dulu? ”

Keduanya mengangguk. Jadi pria yang tampak lelah dengan rambut pirang adalah raja. Raja dari wilayah manusia, katanya. Chiharu melatih otaknya.

“Dan ini Aeris dari wilayah elf. Dia berusia lebih dari 300 tahun, tetapi bebas bergerak antar negara sebagai duta besar yang baik. ”

Dia melihat lebih dekat ke Aeris yang membungkuk dan melihat bahwa dia bukan lelaki tua dengan rambut putih yang awalnya dia pikir. Dia muda, dengan rambut perak dan telinga panjang.

“Dan ini Grudo dari wilayah kerdil. Dia adalah seorang alkemis yang baik pada hari itu, tetapi sejak pensiun. Dia juga datang ke sini sebagai duta besar untuk bermain, maksudku, untuk berkomunikasi. ”

Dia hanya mengatakan bermain. Mata orang tua itu berkilau saat dia membungkuk dengan sopan. Dia tampak seperti anak kecil yang telah menemukan mainan baru.

“Yang bersandar di dinding di sana adalah Zynis, dari wilayah beastfolk. Dia memiliki watak yang paling damai dan juga tinggal di sini sebagai duta besar yang baik. ”

Dengan kata lain, beastfolk lainnya tidak damai?

“Saya harap tidak ada kesalahpahaman. Orang-orang di wilayah beastfolk suka bertarung, tetapi mereka tidak melakukan kekerasan. ”

Baik. Ini banyak informasi.

“Itu kanselir. Yang lebih muda adalah pangeran. “

“Aku dipanggil Morse.”

“Dan aku Edwy. Ayah, kau benar-benar berhemat pada perkenalan kami! ”

“Mungkin.”

Mungkin. Chiharu tertawa kecil. Edwy mengangkat bahu. Tampaknya ini adalah bisnis seperti biasa bagi mereka.

“Baiklah, bisakah kita mendengar namamu, Saintesses?”

Keduanya saling memandang dan mengangguk.

“Maki Aida dan”

“Chiharu Asou.”

“Aiida dan Asoo. Orang Suci sebelumnya hanya ingin dirujuk dengan nama keluarganya. ”

“Oh, jika normal menggunakan nama depan kamu di sini, maka silakan lakukan.”

“Kalau begitu, Maki dan Chiraaaru itu.”

“Ini Chiharu.”

“Chihaaru.”

“… Kurasa itu cukup dekat,”

Dan perkenalan selesai.

“Hebat, sekarang akankah kamu duduk?”

Mereka duduk di sofa, dan yang lain di ruangan itu juga menemukan kursi masing-masing.

“Sekarang, aku yakin kamu pasti sangat terkejut tiba-tiba dipanggil ke dunia ini.”

Mereka mengangguk. Kemudian raja mulai menjelaskan kepada mereka bagaimana dunia ini bekerja.

“Dengan kata lain, tuhanmu baru saja membawa kita ke sini tanpa izin.”

“Memang.”

Raja berkata dengan nada meminta maaf.

“Tapi kenapa? Kami hanya orang biasa. Kami sama sekali tidak memiliki kemampuan khusus. “

Kata Maki.

“Orang suci selalu mengatakan itu. Mereka tidak mengerti mengapa mereka dibawa ke sini. Tapi itu tidak mengubah siapa mereka. ”

“Tapi bagaimana kamu tahu!”

Maki menekan.

“Karena istana sudah dibersihkan saat kamu tiba. Juga…”

“Juga?”

Arthur melirik Sera.

“Kamu memiliki tanda di dahi kamu.”

“Menandai?”

Maki dan Chiharu saling memandang. Nggak. Poni menutupinya. Maki kemudian berkata kepada Chiharu:

“Oke, mari kita angkat rambut kita sekarang.”

“Baik.”

“Pergilah!” “Pergilah!”

Kenapa!

“Ohhh …”

“Suci …”

“Tuhan…”

Sebelum mereka menyadarinya, mereka dikelilingi oleh yang lain, dan seruan emosional mereka. Namun, untuk keduanya terkait …

“3 x 3 Mata! *” “3 x 3 Mata! *”

Bisakah saya pingsan? Tentunya saya harus dibiarkan kehilangan kesadaran pada saat seperti ini. Chiharu berpikir ketika dia menatap tajam ke dahi Maki. Dia bisa tahu dari ekspresi terkejut Maki bahwa dia juga memiliki hal yang sama di dahinya.

“Tidak, sekarang aku benar-benar melihat, itu bukan mata. Itu terlihat seperti permata. Mungkin opal. “

Kata Maki. Chiharu mencoba menyentuh dahinya. Benar-benar ada sesuatu di sana. Bagaimana dia tidak memperhatikan sampai sekarang? Sulit, apa pun itu.

“Kami datang ke dunia lain dan berubah menjadi orang aneh …”

Maki berkata dengan sedih. Tidak, itu bukan yang terburuk dari itu Maki-chan! Sekarang kita tidak akan pernah menikah. Dan saya baru saja dibuang. Saya tidak akan pernah bertemu siapa pun sekarang …

“Sangat indah! Sama seperti pendahulu Anda, itu cocok untuk Anda berdua dengan sangat baik. “

Kanselir berkata dengan senyum cerah.

“Dan untuk berpikir bahwa itu telah tumbuh sangat banyak hanya dalam satu hari. Ini luar biasa. ”

Raja menambahkan. Dewasa? Itu akan menjadi lebih besar !?

“Chihaaaru, jangan terlihat kaget. Saya akan jelaskan. “

Raja berkata. Dan keduanya menghadapinya dan duduk tegak di sofa.

“Sera, bukankah ini pertama kalinya seorang Suci tidak pingsan pada saat ini?”

“Iya. Jika ingatanku benar. “

Tapi aku memang ingin pingsan. Betulkah.

“Saat para Suci mengumpulkan Miasma, permata berwarna pelangi tercipta di dahi mereka. Ini akan langsung jatuh begitu tumbuh sedikit lebih besar. ”

Saya hampir pingsan sekali lagi. Dari apa yang bisa kurasakan, masalahnya adalah ukuran thumbnail-ku. Dan itu akan langsung gagal …

“Chiharu, kuatlah!”

“Ughh. Pergi … “

“Itu membuatku bertanya-tanya. Apakah ada lekuk setelah lepas? “

“Sebuah sarang …”

“Chiharu!”

“Chihaaru, itu tidak akan lekuk. Jangan khawatir. Mereka mengatakan bahwa tidak ada rasa sakit juga. Setelah hilang, dahi Anda akan normal kembali, sebelum perlahan menghasilkan permata baru. Pendahulu Anda hanya membuat satu permata setahun pada akhirnya. “

Benar, satu tahun.

“Dan pada awalnya?”

“Ya itu, um …”

Mata raja berenang dengan canggung sebelum mendarat di Sera.

“Seharusnya sebulan sekali selama dua tahun pertama.”

“Oh, sebulan sekali. Maka itu sangat … tidak masuk akal !! “

Kata Chiharu saat dia melompat berdiri. Dia bisa memahami perlunya memurnikan. Tetapi harus mengeluarkannya juga!

“AHHH!” Ruangan itu terengah.

Celepuk. Permata berwarna pelangi jatuh ke kakinya. Chiharu perlahan-lahan membawa tangannya ke dahinya. Iya. Tidak ada penyok. Itu mulus.

“Chiharu!”

Kepada Tuhan. Chiharu, 25 tahun. Pingsan untuk pertama kalinya.

Hal terakhir yang dilihatnya adalah kilatan rambut putih di sudut pandangannya, dan kemudian dia pikir dia merasakan tangan yang kuat menopangnya.

Penerjemah:

3 x 3 Mata adalah manga.