Chapter 26: The War Simulation

Bab 26: Simulasi Perang

Penerjemah: Editor Terjemahan EndlessFantasy: Terjemahan EndlessFantasy

Benjamin yang bingung mengikuti Grant ke kastil. Sepanjang jalan, sistem malas akhirnya berbicara dan menjelaskan situasinya.

"Tujuh atau delapan tahun lalu, situasi di benua itu masih cukup tegang, karena ada negara lain yang terus bersaing dengan kerajaan Helius, dan perang sudah dekat. Karena itu, anak-anak bangsawan ini harus dididik tentang seluk beluk dari perang. Sayangnya, tidak lama setelah itu, negara lawan berpisah karena perselisihan sipil, sehingga tidak ada perang dan pendidikan perang mereka berakhir. "

Sistem berhenti, dan kemudian berkata:

"Tapi semua anak-anak yang gelisah ini, mereka merasa bakat mereka dalam perang terbuang sia-sia setelah mempelajari banyak hal dan mereka penuh kemauan untuk bertarung, tetapi tidak memiliki jalan untuk mengekspresikannya. Seseorang kemudian mengusulkan untuk melakukan kegiatan rutin ini , untuk mengumpulkan sekelompok orang di kastil dan terlibat dalam permainan perang yang disimulasikan. Tentu saja, mereka tidak berpikir itu hanya permainan, mereka memperlakukannya seperti perang sungguhan. Setiap orang dari mereka benar-benar serius. "

Setelah mendengarkan sistem, Benjamin merasa sedikit terdiam.

"Orang-orang ini benar-benar naif."

Dia tidak tertarik dengan permainan perang yang membosankan ini, bukankah itu seperti anak-anak yang bermain gangster? Daripada membuang-buang waktu di sini, ia lebih suka kembali tidur sebentar, atau lebih tepatnya "bermeditasi" sebentar.

"Kamu berbicara seolah-olah kamu sudah cukup dewasa, kamu berani mengatakan bahwa kamu tidak bermain permainan yang sama ketika kamu di sekolah dasar?" Sistem memulai pertengkaran yang biasa.

"Aku pernah memainkannya sebelumnya."

Benjamin tersedak, tetapi langsung dengan percaya diri berkata: "Tapi itu selama sekolah dasar, orang-orang ini sudah bisa masuk sekolah menengah, jika tidak kekanak-kanakan, apa itu?"

"Itu karena kamu punya komputer sendiri." Sistem melanjutkan, "Saya punya catatan di sini, bahkan setelah dewasa, Anda menghabiskan sebagian besar waktu Anda di 'game perang online' lebih dari orang-orang ini di 'game perang offline,' yang menghabiskan lebih banyak waktu dan bahkan lebih banyak emas.

"…"

Benjamin terdiam.

Pada kenyataannya, ia mengikuti Grant ke sebuah ruangan kecil yang bobrok. Tidak ada apa pun di ruangan itu. Grant dan Benjamin bersembunyi di balik pintu, menutupinya dan menahan napas, seolah menunggu dalam penyergapan.

Benjamin mengikuti dengan patuh, tetapi dalam kenyataannya dia benar-benar tidak ingin berpartisipasi dalam permainan ini.

"Hei, bisakah aku …"

"Diam, jangan bicara." Grant segera memotongnya dan berbisik kepadanya, "Ikuti aku dengan cermat, yakinlah, kami akan memenangkan ini.

"…"

Tampaknya permohonannya untuk pergi lebih awal tidak pernah mungkin.

Yah, mungkin lebih baik ikut saja dan memperlakukannya sebagai mimpi masa kecil. Dia mengamati bahwa medan kastil itu tidak terlalu rumit, sehingga game ini tidak dapat dimainkan dalam mode penonton.

Benar saja, tidak lebih dari dua menit, ada dua orang bodoh yang datang ke pintu masuk ruangan dan mencoba membuka pintu. Tiba-tiba, Grant berlari keluar dari balik pintu, memegang dua bola yang muncul entah dari mana, berteriak: "Holy Bolt" dan melemparkan bola ke arah keduanya.

Keduanya jelas sangat terkejut. Ketika mereka sadar, mereka memandang Grant dan menyentuh bagian tubuh mereka di mana mereka dipukul. Tiba-tiba, mereka jatuh ke tanah dengan cara yang sangat flamboyan, menjadi "pengorbanan" yang mulia.

"… para remaja bodoh ini." Meskipun secara psikologis dia sudah siap untuk ini, Benjamin masih tidak bisa menahan diri untuk tidak menghina mereka di dalam hatinya.

Menggunakan bola untuk menggantikan baut suci, berpura-pura dikorbankan – ini masih merupakan tindakan yang dimaafkan. Tapi melempar bola dan berteriak, "Bolt Suci?" Apakah akan mengejutkan jika konsep tertinggi gereja menjadi penjaga Athena?

"Sebenarnya, ini dibenarkan." Sistem keluar untuk menjelaskan, "Bolt Suci adalah seni ilahi yang sangat menawan. Untuk mensimulasikan efek ini, permainan perang menggunakan bola kecil untuk menggantikan cahaya. Saat bermain, Anda harus berteriak keras untuk mengekspos posisi Anda dan biarkan orang lain mendengarnya.

"…" Benjamin kembali terdiam.

Sistem mengatakan dengan sabar: "Jangan meremehkan orang-orang ini, mereka menjadi sasaran pelatihan formal dan memandang permainan ini sebagai kegiatan penting."

Seperti yang dikatakan sistem, setelah dia "membunuh" dua musuh, Grant menarik Benjamin dan mulai bergerak. Tindakannya – merunduk setiap lima langkah dan melihat ke belakang setiap tiga langkah – seprofesional dari Pasukan Khusus.

Tetapi orang lain tidak terlatih sebaik Grant. Ketika mereka mengangkat tangan dan kaki mereka, mereka masih tidak bisa menyingkirkan aura aristokrat dimanjakan yang mereka berikan. Grant menghabisi lebih banyak musuh di perjalanan. "Mayat" di kastil mulai menumpuk.

Benjamin mengikuti di belakang dan merasa gelisah meskipun ada kemenangan.

Tetapi melalui semua pertunjukan ini, ia memiliki pandangan yang berbeda tentang kakaknya yang berbakat sekarang.

"Apakah kamu yakin itu jenius yang kamu katakan, yang terlahir dengan lonceng dan lampu?" Dia bertanya dengan sedih di dalam hatinya.

"Apakah kamu berpikir bahwa setiap genius seperti yang ditulis dalam buku, sombong, mereka yang menggunakan lubang hidung untuk melihat orang?" Sistem itu mengingatkan, "Kamu tidak boleh meremehkannya, jika dia menggunakan Holy Bolt yang asli, dia bisa melenyapkan semua orang di kastil, tetapi di sisi lain, bola airmu mungkin tidak bisa menyulap air yang cukup untuk membiarkan semua orang mencuci tangan sekali. "

"…"

Mengabaikan cemoohan, Benjamin masih tidak bisa menangguhkan kepercayaannya: "Apakah dia benar-benar kuat? Mengapa Michelle bahkan berani menculiknya?"

Sistem itu juga menjelaskan: "Michelle telah berurusan dengan Gereja begitu lama, dia tentu memiliki caranya sendiri untuk berurusan dengan seni ilahi. Dia mungkin tidak bisa menerima Hibah satu-satu, tetapi pengalamannya mungkin sepuluh kali lebih banyak daripada Grant, yang hanya anak kecil.

Benjamin mendengar pemikiran ini, dan akhirnya menerima penjelasan:

"Itu benar."

Bahwa dia tiba-tiba akan memperhatikan hal ini bukan karena dia peduli dengan saudara lelakinya yang murah, tetapi dia tiba-tiba berpikir: Jika seni ilahi Grant begitu kuat, mengapa dia tidak dapat menemukan Grant untuk membantu menghilangkan kutukan?

Lagi pula, Grant hanyalah seorang remaja, jika Benjamin menciptakan alasan bodoh, ia harus bisa menipu Grant dan mendapatkan bantuannya. Mungkin sedikit jahat untuk menipu remaja yang tidak bersalah, tetapi hidupnya sendiri, tentu saja, masih lebih penting.

Selain itu, begitu kutukan itu diangkat, Benjamin akan bebas seperti burung di langit atau ikan di laut. Adapun Michelle dan Gereja, dia tidak bisa tidak peduli tentang bagaimana mereka bertarung.

Hebat! Ini luar biasa!

Tiba-tiba Benjamin merasa masa depannya cerah.

Michelle mungkin pintar, tetapi dia mungkin melakukan kesalahan. Bahkan dalam mimpinya, bagaimana dia bisa mengabaikan poin penting ini? Dia pasti tidak pernah berpikir bahwa Benjamin akan berpikir untuk menggunakan saudara lelakinya yang jenius pada saat yang sangat penting.

Eh …

Tunggu!

Apakah Michelle … benar-benar tidak memikirkan ini?

Suasana hati Benjamin seperti roller coaster, tiba-tiba ia merasa lega karena kegembiraannya. Mungkin Michelle menyebabkannya terlalu banyak trauma emosional, dia selalu merasa bahwa Michelle bukan tipe orang yang akan melewatkan poin ini.

Benar saja, setelah menanyakan sistem, dia mendapat jawabannya:

"Mungkin kutukannya tidak begitu terkenal, dan Grant tidak punya cara untuk mengangkatnya, tetapi kemungkinan besar dia memanfaatkan peraturan gereja tentang seni ilahi.

Benjamin merasa harapan harapannya memudar, tetapi dia masih bertanya: "Peraturan apa?

"Seorang pendeta trainee tidak bebas untuk menggunakan seni ilahi." Sistem itu menjawab, "Meskipun Grant lebih kuat daripada banyak pendeta formal, dia belum secara resmi lulus dari Gereja, jadi dia tidak memiliki hak untuk menggunakan seni ilahi secara bebas, dan di mata Gereja … .. "Gereja tidak akan membiarkan dia membantu Anda, seperti yang Anda alami secara pribadi. Michelle pasti tahu tentang ini, itu sebabnya dia tidak takut."

Mengutuk…

Benjamin merasa bahwa dia sedang dipermainkan sekali lagi.

Namun untungnya, pikirannya dapat dianggap terkondisikan melalui kecerdasan dan pengalaman yang ia kembangkan setelah berurusan dengan Michelle. Dia tidak memiliki harapan untuk orang lain. Mencari bantuan Grant hanyalah sebuah ide, itu akan mengejutkan jika itu bisa berhasil. Jika tidak berhasil maka itu akan menjadi normal, itu bukan pertama kalinya ia merasakan nasib kejam yang ia terima dari Tuhan.

Dia sakit kepala memikirkan bagaimana cara membodohi Grant, jadi mungkin lebih baik mengandalkan dirinya sendiri.

Benjamin terus membuat perhitungan di dalam hatinya sambil mengikuti Grant, yang berada dalam keadaan agresif di mana "Jika Tuhan menghalangi jalan, dia akan membunuh Tuhan, jika Buddha menghalangi jalan, dia akan membunuh Buddha." Dia menyaksikan bagaimana Grant menyergap, menyelinap menyerang dan menangani pertempuran langsung. Di bawah serangan serangkaian aksi militer profesional ini, semua lawan yang dia tangani tidak dapat bertahan lebih dari satu menit.

Benjamin masih sedikit terkejut – meskipun dia masih tidak menganggap serius permainan ini.

Namun, dia juga bisa melihat bahwa anak-anak aristokratik yang kalah itu tidak seserius Grant. Grant benar-benar menganggap game ini sebagai perang, tetapi yang lain melihatnya lebih sebagai game.

Benjamin tidak bisa tidak curiga bahwa Grant adalah orang yang mengusulkan simulasi.

Jika dia berada di dunia modern, dia akan menjadi salah satu penggemar game yang paling fanatik, dan mungkin akan memakai cosplay.

Di bawah kepemimpinan "veteran", Benjamin, yang merupakan seorang pemula, berhasil melewati setiap tantangan yang dihadapinya. Setelah hampir satu jam permainan, "mayat" terus menumpuk dan mendekati akhir permainan.

Setelah memeriksa jumlah pemain yang tersisa dengan sistem, Benjamin memutuskan bahwa kastil masih memiliki dua musuh yang Grant tidak "bunuh".

"Akhirnya, ini akan berakhir." Dia tidak bisa membantu tetapi menghela nafas lega di hatinya.

"Kamu harus menikmati permainan, lihat Grant, betapa fokusnya dia dan betapa menyenangkannya dia keluar dari permainan sambil melatih keterampilannya. Ini adalah pengalaman hebat, bahkan Yang Yongxin tidak akan tega menyembuhkan pemain seperti ini, "Sistem mengatakan ini, penuh emosi dan kekaguman.

"Kamu tidak bisa mengatakannya dengan cara ini, aku ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk bersantai, tapi aku tidak bisa; Temukan jalan." Benjamin dengan tenang berkata, "Jika Anda membuat seseorang yang terbiasa bermain game 3D dengan batas waktu untuk memainkan game berbasis giliran 2D, orang itu mungkin tidak akan bisa terus bermain lama."

Sistem diam selama beberapa saat, lalu tiba-tiba berkata: "Apakah Anda tahu bahwa jika penggemar strategi turn-based 2D mendengar ini, mereka semua akan menyerang Anda? Anda benar-benar tidak boleh mengatakannya dengan cara ini."

Benjamin, mendengar ini, juga tetap diam sejenak, dan kemudian menjawab: "Saya tahu, tetapi ini tidak seperti menulis novel, di mana Anda dapat menghapus sesuatu jika tidak ditulis dengan benar. Setelah kata-kata diucapkan, itu akan membuat tidak ada perbedaan bahkan jika saya menyesalinya. "

Sistem berhenti berbicara, Benjamin juga tidak berbicara. Keduanya mengalami durasi hening yang lama. Tiba-tiba, Benyamin merasa tubuhnya terikat, dan dia cegukan.

Dia bertanya kepada sistem, "Apakah kita membicarakan sesuatu yang aneh?"

"Kami tidak mengatakan apa-apa sama sekali."

Benjamin mengangguk dan berkata:

"Aku pikir juga begitu."

Segera, perhatian mereka kembali ke kenyataan lagi. Permainan itu pada tahap akhirnya. Grant masih mencari dua orang yang tersisa. Benjamin, yang sedang menonton, hanya bisa menguap dan dengan sabar menunggu akhir pertandingan.

Namun, tiba-tiba dia mendapat wahyu, dan menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

"Hei, apakah anak keluarga Fulner itu baru saja dibawa keluar?" Setelah berpikir mendalam, dia bertanya pada sistem.

Sistem menjawab, "Tidak."

Benjamin: "Apakah kamu yakin?"

Sistem: "Apakah Anda mempertanyakan kemampuan saya? Tidak berarti tidak, seratus persen yakin."

Mendengar ini, Benjamin tidak bisa menahan nafas panjang.

Dia memandang ujung koridor depan, ruang terakhir yang belum dieksplorasi. Dalam hatinya, firasat buruk muncul.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.