Chapter 46: The Tree of Time

Bab 46: Pohon Waktu

Penerjemah: Editor Terjemahan EndlessFantasy: Terjemahan EndlessFantasy

"Yup, ini gingko," jawab Sistem.

"Mengapa kamu mengatakan bahwa kamu tidak mengenali daun ini? Apakah ada yang salah denganmu?" Benjamin nyaris berteriak marah pada Sistem.

"'Gingko' adalah nama daun tempat asalmu. Aku tidak tahu apa namanya di dunia saat ini," Sistem menjawab dengan serius. "Menurut ingatan Benjamin, dia tidak pernah menemukan daun ini, aku yakin."

Benjamin terdiam, segera menyadari betapa sulitnya hal ini.

Gingko umumnya ditemukan di dunia asalnya. Tumbuhan Gingko menempati lantai rumah yang dulu dia tinggali. Dedaunan sering berserakan di tanah. Dia bahkan mengambil yang sangat cantik untuk digunakan sebagai bookmark. Secara keseluruhan, ia tidak akan menganggap gingko unik dan tidak biasa.

Ketika dia melihat bahwa medium kutukannya adalah gingko, dia cukup senang. Mantra api, dan gingko? Apakah ini berarti dia bisa dengan mudah mematahkan kutukan Michelle?

Namun, pengingat Sistem membuatnya mengerti masalah yang ia hadapi. Jika dia tidak dapat menemukan gingko di dunia ini, apa yang bisa dia lakukan? Jika tidak ada gingko yang dapat ditemukan dalam ingatan Benjamin, itu mungkin berarti bahwa itu tidak dapat ditemukan di kerajaan. Jika Benyamin akan tinggal di kerajaan, hampir tidak mungkin baginya untuk menemukannya.

Bagaimana jika itu lebih buruk dari itu? Bagaimana jika gingko di dunia ini sudah punah?

Itu bisa dimengerti, sebenarnya. Jika Michelle memilih daun biasa sebagai media, dia akan meminta kutukannya dipatahkan. Ketika dia memikirkannya dari sudut pandang ini, gingko jelas merupakan tanaman langka di sini.

Apa yang bisa dia lakukan?

Setelah beberapa pertimbangan, ia memutuskan untuk melakukan penelitian.

"Meja belajar Grant … …. Apakah ada buku di atas meja? Judul bukunya ada di sepanjang baris 'Ensiklopedia Tanaman di Kerajaan'." Dia bertanya Sistem.

"Afirmatif," Sistem memberinya jawaban positif.

Tidak ada lagi keraguan. Dia hanya perlu mendapatkan buku itu dari Grant, dan jawabannya akan segera terungkap. Pada saat ini, keinginannya untuk mematahkan kutukan mengalahkan hal lain. Dengan demikian, dia berhenti ragu-ragu, berdiri dan menyembunyikan "Magic 101". Dia kemudian bergegas keluar dari kamarnya dan berlari ke kamar Grant.

Jika dia tidak salah, Grant mungkin tidak masuk; dia masih harus mengembangkan seni ilahi di gereja. Itu adalah rutinitasnya sepanjang hari kerja.

Benjamin menemukan bahwa kehidupan seorang genius dan orang biasa benar-benar berbeda. Rata-rata bangsawan seusianya sudah mengakhiri kurikulum Sekolah Minggu mereka dan menghabiskan hari-hari mereka bermain-main dan melakukan apa pun yang mereka inginkan. Seorang jenius, di sisi lain, masih belajar.

Grant, meskipun, Grant tidak hanya belajar, dia sangat imajinatif, dan menyembunyikan kekasih di sekitarnya.

Ketika Benjamin mengingat episode ketika dia 'meminjam' buku dari Grant sebelumnya, dia benar-benar berpikir bahwa dia memiliki adik laki-laki yang paling keren.

Apakah uskup tahu bahwa Grant menyembunyikan seseorang di bawah selimutnya?

Benjamin mencapai kamar Grant dalam waktu singkat sementara dia tenggelam dalam pikirannya. Dia mengetuk pintu dengan hati-hati, dan hanya membuka pintu karena tidak ada yang menjawab – Grant benar-benar tidak memiliki kebiasaan mengunci kamarnya.

Tidak ada seorang pun di ruangan itu. Grant belum pulang.

Benjamin mengesampingkan kesalahannya dan berpikir dia hanya akan meminjam buku. Itu bukan masalah besar. Oleh karena itu, dia berbaris langsung ke meja belajar, mencari-cari beberapa waktu dan akhirnya menemukan buku itu.

"."

Benjamin membaca kata-kata ini di sampul buku ketika dia berdoa dengan sungguh-sungguh agar dia bisa menemukan petunjuk tentang gingko di dalamnya.

"Hibah? Kenapa kamu sudah kembali? Apakah kamu sudah menyelesaikan pekerjaanmu dari gereja?" Tiba-tiba sebuah suara datang dari belakang.

Benjamin tidak takut. Dia berbalik dan melihat ibunya, Mary, berdiri di luar pintu, lengan bersilang dan menatapnya, bingung.

Mary juga agak terkejut melihat Benyamin.

Mary sepertinya akhirnya menyadari bahwa dia salah orang ketika dia melihat memar di wajah Benjamin. Dia tersenyum canggung ketika berkata, "Ah, Benjamin, ini kamu. Saya pikir itu Grant! Kamu terlihat sangat mirip dari belakang, sungguh."

Ketika Benjamin mengingat adegan di mana dia memandang dirinya di cermin, dia hanya bisa mengangguk, "Kurasa begitu."

Mary tampak agak bingung setelah berbicara tentang kemiripan mereka. Dia mendekati Benjamin dan mengamati wajahnya dengan benar, seolah memastikan bahwa dia benar-benar bukan Grant.

Benjamin terkekeh, "Aku bukan Grant, sungguh. Aku di sini hanya untuk meminjam buku," katanya sambil melambaikan "Ensiklopedia Tanaman di Kerajaan" di depan mata Mary.

"Aku tahu," Mary masih menatap wajah Benjamin, seolah-olah dia terpesona olehnya. "Hanya saja kalian berdua semakin mirip. Kamu dulu bungkuk dan bersembunyi ketika ada orang di sekitar, jadi itu tidak jelas. Sekarang, setelah ayahmu mengirimmu ke pangkalan militer selama beberapa hari, kamu sudah berubah, dan sekarang Anda hampir seperti Grant. "

Benjamin mengangkat bahu dan menjawab dengan acuh tak acuh, "Mungkin."

Mary sedikit tertawa ketika dia terus menatapnya. Benjamin sedikit aneh karena pengawasan.

"Um, aku punya buku yang ingin kubaca, jadi aku akan kembali ke kamarku sekarang," dia mengguncang buku itu di hadapan Mary lagi dalam upaya untuk melindungi dirinya dari matanya.

Ia juga sangat ingin mulai membalik dan mencari informasi tentang gingko.

"Ah, benar. Oke, kembali dan baca. Membaca itu baik untukmu. Aku juga harus menemui Ny. Wooder untuk minum teh sekarang," Mary diam sejenak ketika menyadari bahwa tatapannya agak tidak pantas. Dia akhirnya mengalihkan pandangannya.

"Selamat tinggal," Benjamin mengangguk sambil mengucapkan selamat tinggal pada Mary. Dia meninggalkan kamar.

"Selamat tinggal, anakku," Mary tersenyum.

Benjamin kembali ke kamarnya dengan "Ensiklopedia Tumbuhan di Kerajaan" di tangannya.

Dia menutup pintu dengan aman dan membalik buku itu dengan penuh semangat.

Karena dia tidak tahu apa yang disebut gingko di dunia ini, tidak ada gunanya baginya untuk mencari halaman daftar isi. Dia hanya bisa membalik halaman buku demi halaman, mempelajari dan membandingkan ilustrasi di setiap halaman untuk menemukan gambar gingko.

"The Encyclopedia of Plants in the Kingdom" menjadi ensiklopedia bukanlah buku tipis dan tidak bisa menjadi buku yang mudah untuk mencari informasi. Meskipun Benjamin melesat melewati halaman-halaman itu, ia masih membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk membalik sepenuhnya dari halaman pertama hingga halaman terakhir buku itu.

Dalam pencariannya, harapan yang ada dalam hatinya redup setiap kali dia membalik halaman yang tidak menunjukkan gingko. Ketika dia mendekati akhir buku, dia sudah menyerah.

Apakah gingko benar-benar punah di dunia ini? Atau mungkin, itu tidak tumbuh di Kerajaan Helios?

Ketika dia membalik beberapa halaman terakhir, Benjamin menemukan ilustrasi daun berbentuk kipas yang sudah dikenalnya. Hatinya melonjak melihat pemandangan itu, dan ketika dia membaca terus, dia menemukan sebuah nama terukir di bawah gambar, kata-kata kecil dan halus.

Pohon Waktu.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami agar kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.