WYMIP – Chapter 56 – The Crow

Bab 56: Gagak

Penerjemah: Editor Terjemahan EndlessFantasy: Terjemahan EndlessFantasy

7:15 pagi, Sabtu pagi.

Yang Pan melompat dari tempat tidur dan berpakaian sebelum pergi untuk lari pagi setiap hari. Itu adalah rutinitas yang dia lakukan dengan tegas tidak peduli hujan, hujan salju atau salju. Dia beristirahat pada hari Minggu meskipun ― saat itulah dia akan pulih setelah setiap pertandingan.

Namun, langit di luar gelap dan berawan; tampaknya akan menjadi hari hujan.

Meskipun begitu, Yang Pan tidak terlalu memikirkannya. Dia melirik langit sekali dan melanjutkan dengan pekerjaan rumahnya.

Setelah beberapa pemanasan, ia mulai berlari.

* Caw – Caw – Caw – *

Dia belum bergerak dua langkah ketika tangisan jelek terdengar dari atas. Dia mendongak untuk melihat burung gagak terbang melewati.

Seekor gagak?

Yang Pan menggosok matanya, berpikir bahwa dia belum sepenuhnya sadar; dan burung itu sudah tidak ada lagi.

Apakah burung gagak tidak seharusnya muncul hanya di tempat-tempat yang menyeramkan seperti kuburan dan tanah terlantar? Mengapa ada pertanda buruk di daerah perumahan modern dan sederhana?

Dia terus berlari.

Pekikan yang akrab namun mengerikan itu berdering lagi setelah beberapa langkah lagi.

Dia berhenti dan segera mendongak lagi. Kali ini, dia melihatnya dengan jelas, itu memang gagak!

…

“Kenapa kamu bangun sepagi ini? Apakah tidak ada permainan sore ini? "Ayah Zhang Jun duduk di meja makan ketika dia menemukan putranya duduk di seberangnya.

Zhang Jun menyesap secangkir susu yang dia tuangkan dan mengoleskan bibirnya. “Tidak bisa tidur. Apa gunanya tinggal di tempat tidur? "

Dia meninggalkan dapur saat itu.

Bukankah itu yang biasanya saya katakan? Zhang berpikir kosong ketika dia menatap punggung putranya.

Berjalan keluar ke balkon, Zhang Jun menarik napas dalam-dalam.

Udara benar-benar lebih baik di pagi hari! Tetap saja, langit agak suram dan sepertinya akan ada hujan. Meskipun demikian, dia tidak khawatir; apakah hujan atau tidak, sepak bola tidak bisa dihentikan.

Meski begitu, tetap saja menikmati pemandangan pagi yang langka. Biasanya, dia akan bergegas untuk menyelesaikan sarapan dan lari ke sekolah school biasanya tidak ada waktu baginya untuk menikmati pemandangan sama sekali.

Beberapa orang tua sedang berlatih seni bela diri di lantai bawah. Itu memang saat yang tepat untuk berlatih; udara segar; burung-burung bernyanyi …

* Caw – Caw – Caw – *

Burung-burung bernyanyi?

Zhang Jun mengangkat kepalanya, dan ada seekor gagak …

…

Tidak mungkin dia bisa terus berlari.

Yang Pan telah melihat tidak kurang dari 10 gagak di sepanjang pelariannya. Ketika kesebelas terbang di atasnya, YangPan bahkan tidak melihat ke atas.

"Mengutuk! Ini sangat menyebalkan! ”Dia meludah dengan marah di jalan setapak sebelum berbalik.

…

"Anak ini! Mengapa kamu hanya mencuci matamu? ”Ibunya menegur. Zhang Jun berlari ke kamar mandi dari balkon, meraih handuk untuk menggosok matanya ― berulang kali dan dengan keras.

Ibunya yang baru masuk tentu saja kaget.

* Caw – Caw – Caw – *

Seekor burung gagak terbang di atas kepala dan mengunyah.

…

Itu sudah mengalir ketika siang tiba. Ada perhentian singkat di antara di mana hujan berganti-ganti antara gerimis dan hujan deras. Namun demikian, keadaannya tidak terendam on pertandingan tetap sesuai jadwal karena panitia turnamen tidak memberikan pemberitahuan yang menyatakan sebaliknya.

Bus mereka melaju menuju Yingcai.

Su Fei menatap kosong ke langit yang gelap dan hujan yang tidak teratur di luar jendela; bahkan gelas itu basah kuyup. Dia khawatir; hujan tampak semakin buruk.

Mereka bermain sebagai tim tandang di lingkungan seperti itu melawan tim sekaliber seperti itu. Kaka benar, kiper besar dari Yingcai itu bukan pemain biasa – ia telah menghentikan semua upaya pada gawang timnya selama tiga pertandingan terakhir. Drive kuat Yang Pan hanya bisa memberinya beberapa masalah, tapi Zhang Jun …

Bingung, dia menggelengkan kepalanya ketika mendapati dirinya meragukan Zhang Jun. Dia menekan dirinya untuk berpikir: Zhang Jun bisa melakukannya! Zhang Jun bisa melakukannya! Zhang Jun bisa melakukannya …

"Su Fei."

Karena terkejut, dia berbalik untuk menemukan Liang Ke.

“Kamu sepertinya punya sesuatu di pikiranmu. Ada apa? ”Tanya sang pelatih.

Dia berbalik untuk melihat keluar. "Langit…"

"Saya melihat. Anda khawatir tentang cuaca. "Liang Ke tersenyum. “Tidak perlu khawatir. Sepak bola adalah olahraga yang tidak bisa dihentikan oleh hujan, hujan es, atau salju. Hujan akan memiliki efek tertentu, tetapi kuncinya ada pada 11 pemain kami. Tidak ada yang bisa menghentikan mereka jika mereka menginginkan kemenangan. "

…

Kamar mandi berhenti tepat ketika para pemain memulai pemanasan mereka.

Su Fei mendongak. Itu langit yang tampak lebih cerah, mungkin itu benar-benar telah berhenti?

Selama pemanasan mereka, kedua tim di lapangan tidak saling bicara. Agak tinggi di tengah mimpinya berjalan, Yingcai bahkan tidak melihat Shu Guang sebagai ancaman. Tim lain, yang kesal karena berurusan dengan Semut juga tidak ingin kabar baik.

Bagi para pelatih, itu adalah cerita yang sama sekali berbeda. Mereka memiliki permainan latihan sebelumnya dan ada sensasi takdir di tempat kerja. Itu dimanifestasikan sedemikian rupa sehingga mereka akan bertemu lagi di pertandingan mendatang.

"Hehe! Tolong pergi dengan mudah pada kami!

Itu benar-benar "lelucon" untuk Liang Ke. Kemungkinan kehilangan Shu Guang tidak pernah terlintas dalam benaknya – mereka berada dalam kondisi prima akhir-akhir ini. Yingcai mungkin menjadi kuda hitam tahun ini, tetapi kekuatannya hanya terletak pada 2 pemainnya: Sima Hongxin dan Ma Ni; sepak bola di sisi lain, adalah pertandingan 11 orang.

Itu juga merupakan "kesenangan" bagi pelatih lainnya. Sejak Ma Ni bergabung dengan tim, ia menjadi pelatih hanya dalam nama; meskipun banyak yang tidak menyukai sikap penyerang itu, ia pragmatis dalam hal sepak bola. Bagaimanapun, itu bukan keberuntungan semata-mata bahwa mereka memperoleh kemenangan penuh selama tiga pertandingan terakhir mereka.

Kapan pun Zhang Jun melihat sekilas wajah sombong Ma Ni, dia tidak sabar untuk berlari mendekatinya dan meremas lehernya.

Tapi, dia tahu bahwa tempat terbaik untuk membalas dendam adalah di lapangan. Cara terbaik untuk melakukan itu adalah dengan mencetak gol dan memberi mereka tamparan di wajah dalam kemenangan. Bahkan, dia telah menunggu hari ini dengan giginya yang terbuka. Bahkan hujan lebat tidak akan memadamkan api di dalam dirinya.

Mungkin di bawah pengaruh tim mereka, para siswa Yingcai juga tidak memiliki kesan yang baik tentang Shu Guang. Jeers, ejekan dan teriakan "Pulanglah!" Tidak pernah berhenti sejak Shu Guang melangkah ke atas lapangan untuk pemanasan sebelum pertandingan.

Yang Pan, kapten tim Shu Guang bereaksi dengan membanting tembakan kuat ke dinding tempat sebagian besar siswa Yingcai duduk.

Bang keras itu mengejutkan mereka selama beberapa saat sebelum ejekan dan ejekan kembali dengan sepenuh hati. Tidak satu pun dari mereka yang tetap duduk saat mereka mengekspresikan kemarahan mereka pada provokasi Yang Pan yang jelas.

Chen Huafeng tersenyum pahit, menggelengkan kepalanya. "Ah! Semuanya sudah memanas sebelum pertandingan! Apa yang akan terjadi ketika itu dimulai? "

…

Ruang ganti pengunjung.

"Ujung tombak lawan kami adalah striker, No.10, Ma Ni. Dia sudah mencetak 10 gol sejak kompetisi ini dimulai dan dia adalah pencetak gol dari setiap gol tunggal untuk timnya. Itu adalah prestasi yang langka, tetapi itu menunjukkan betapa berharganya dia bagi Yingcai. Wang Ning, Li Hao, kalian berdua akan bekerja sama untuk menghentikannya. Pertahanan juga harus waspada. Lebih baik mengotori dia daripada membiarkannya masuk ke dalam kotak. "

“Berhati-hatilah terutama untuk gerakan '90 Derajat' yang dibicarakan semua koran. Menurut statistik, ia menggunakan langkah ini untuk menggiring bola melewati penanda sebelum mencetak 6 dari 10 golnya. Itu juga dua kali berhasil melawan Li Yongle Zhongyuan dalam pertandingan latihan mereka. Itu sebabnya saya menuntut agar lini belakang memasukkan lima kali upaya. Jaga kencang!

Liang Ke mengangguk ketika para pembela dengan keras merespons sebagai satu.

“Penyerang, perhatikan bahwa Sima Hongxin adalah penjaga yang sangat baik. Dia memiliki rekor kiper terbaik di Luoyang sekarang. Saya akan menyerahkannya kepada Anda berempat untuk memutuskan bagaimana Anda akan melewatinya, hehe! "Pelatih itu tersenyum licik sebelum berubah serius lagi. "Pasang kinerja yang kamu perlihatkan di pertandingan terakhir dan biarkan semua orang menyaksikan barisan ofensif terbaik di Luoyang!"

Tidak banyak lagi yang perlu dikatakan. Setiap pemain tampak seperti keluar darah, dan api yang mengamuk jelas terlihat di mata mereka. Dia menerjemahkannya sebagai keinginan besar untuk memenangkan pertandingan dan melangkah ke Stadion Xigong, di mana mereka akan mendapatkan dunia yang sama sekali baru.

…

Ruang ganti tim tuan rumah.

Ma Ni mengambil alih kendali dan menulis di papan tulis, sementara pelatih yang sebenarnya hanya berdiri di sudut seperti pengamat.

“Shu Guang hanya kuat dalam penampilan! Kelompok penyerang mereka sangat tangguh, tetapi pertahanan mereka adalah kelemahan vital mereka! Pelatih mereka telah mencurahkan isi hatinya, berusaha memperbaiki aspek ini. Namun, waktu yang dimilikinya tidak cukup, sehingga hasilnya terbatas. 3, Lin Xiaofang dan No. 5, Chen Bo memiliki pengalaman terbatas. Sepertinya mereka sudah membaik dan stabil di beberapa pertandingan terakhir, tapi itu hanya karena mereka belum pernah bertemu lawan yang kuat.

"Hari ini, aku akan menendang mereka ke dalam bentuk! Tetap berpegang pada strategi yang biasa. Ketika saya mendapatkan bola, Anda berlari sesuai dengan rute yang direncanakan — raih perhatian pertahanan mereka dan beri saya ruang. ”

Harus diakui, Liang Ke akan mengangguk setuju juga jika dia mendengar analisis Ma Ni.

“Tidak banyak yang perlu dikhawatirkan tentang serangan mereka. Para penyerang cenderung melakukan sesuka mereka dan mereka hanya menakutkan jika tim fokus. Tapi, begitu mereka tersebar, mereka tidak akan menjadi bahaya. Selama saya berurusan dengan pertahanan dalam 30 menit pertama, pelanggaran mereka bahkan tidak masalah. ”

Itu untuk mengamati betapa egoisnya Ma Ni dengan menggunakan "aku" alih-alih "kita". Dia bahkan tidak mempertimbangkan kemampuan timnya sendiri. Di matanya, pemain lain hanya baik untuk berkerumun di tim lain saat membela, dan merebut perhatian pertahanan tim lain. Pada dasarnya, mereka hanyalah objek yang akan dilemparkan ke pihak oposisi untuk menghentikan pelanggarannya.

…

Kedua tim berdiri di lapangan, menunggu pertandingan dimulai.

Su Fei mengerutkan kening pada ejekan dari para pendukung Yingcai. Satu-satunya kesempatan mereka menerima sambutan semacam ini adalah di Yang Guang. Dia menatap langit suram lagi; kekhawatirannya dengan cepat mulai tumbuh seolah-olah batu raksasa menekan hatinya.

Namun kali ini, dia tidak khawatir jika Zhang Jun bisa mencetak tiga gol — dia jauh lebih khawatir tentang kemampuan Shu Guang untuk memenangkan pertandingan.

Peluit yang jelas terdengar di tengah kekhawatirannya.

Pertandingan perempat final antara Yingcai High dan Shu Guang High di kualifikasi regional Luoyang untuk Kejuaraan Sepak Bola Sekolah Menengah Nasional dimulai.