ZSS – Chapter 12

Bab 12: Komunikasi Antar Zombi

Penerjemah: Editor Hukum: Hitesh_

Lin Qiao terus mengaum di zombie untuk sementara waktu tanpa menerima respon atau reaksi sedikit pun dari yang terakhir. Dia merasa seperti sedang berbicara dengan seekor sapi, yang bisa memahami instruksi yang belum sempurna tetapi tidak menjawab pertanyaan apa pun.

Dia sama sekali tidak bisa berkomunikasi dengan zombie ini.

Memahami hal ini, dia menghela nafas dan menyerah untuk menanyakan arah.

'Lapar…'

Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul di pikiran Lin Qiao, sepertinya berasal dari orang lain selain dirinya sendiri.

"Lapar … Lapar … Lapar …"

Kepalanya sedikit sakit, karena dia merasa mirip dengan ketika dia pertama kali bangun dan menemukan bahwa dia sedang memproses banyak informasi yang terdiri dari pikiran milik orang lain selain dirinya sendiri. Dia ingat pingsan karena rasa sakit karena sejumlah besar informasi membanjiri otaknya kemarin atau sehari sebelumnya. Tetapi sekarang, dia hanya menerima sejumlah kecil informasi yang tidak sekuat yang dia rasakan sebelumnya, dan sakit kepala juga samar.

Dia mengangkat kepalanya dan melihat sekeliling. 'Siapa yang menangis bahwa mereka lapar?' Dia bertanya-tanya.

"Lapar … Lapar …"

Saat itu, pikiran itu muncul lagi.

Lin Qiao merasakannya, dan bisa mendengarnya berteriak 'lapar'. Tiba-tiba dia menyadari bahwa pikiran ini bukan berasal dari orang lain kecuali zombie yang ada di depannya.

"Roar", Lin Qiao tidak bisa membantu tetapi mengaum di zombie.

"Apakah kamu lapar?" Dia bertanya.

Zombie itu hanya menatapnya dengan bingung, lalu meraung kembali padanya, "Mengaum."

"Lapar." Zombie itu menjawab.

"Roar", Lin Qiao mencoba bertanya lagi padanya, 'Apakah ada manusia di tempat ini?'

Kali ini, zombie tidak menjawab, tetapi hanya terus menatapnya kosong seperti sebelumnya.

Dia menghela nafas dan melambaikan tangan pada zombie, mengisyaratkannya untuk pergi. Pada saat ini, zombie menunjukkan refleks yang cepat dan segera pergi.

Lin Qiao terus melihat sekeliling, berpikir bahwa dia mungkin harus menjelajahi tempat ini untuk melihat apakah dia bisa menemukan orang-orang itu. Namun, ketika dia bersiap untuk pergi, sebuah suara tiba-tiba meledak di dalam kepalanya, mengejutkannya.

'Mengutuk! Dari mana tangisan ini berasal? "

Dia dengan gelisah melihat ke kiri dan ke kanan, lalu ke depan dan ke belakang, tetapi tidak bisa melihat siapa pun atau merasakan ada anak yang menangis di sekitarnya.

Wahhhhh … Wooooo …

Gelombang tangisan anak lain terdengar, masih terngiang di benaknya. Kali ini, Lin Qiao mengubah ekspresinya sedikit dan segera berkata 'dalam' diam-diam di kepalanya.

Pada saat berikutnya, dia menghilang dari sudut gelap tempat dia bersembunyi.

Begitu Lin Qiao memasuki ruang, tangisan di kepalanya langsung berubah menjadi suara menangis yang sebenarnya.

"Whooo … Wahhhh … Wooooo!" Anak yang duduk di atas selimut menangis ketika menemukan dirinya sendirian di tempat yang aneh setelah bangun, karena itu dia ketakutan. Setelah dia menangis sebentar, zombie yang tampak mengerikan tiba-tiba muncul tepat di depan matanya, yang membuatnya ketakutan dan membuatnya diam sekaligus.

Saat dia melihat Lin Qiao, dia membuka matanya lebar-lebar, menatap yang terakhir dengan ketakutan. Tubuhnya menegang begitu parah sehingga dia bahkan mulai gemetar.

Dia ingin menangis, tetapi tidak bisa membuka mulutnya atau mengeluarkan suara apa pun dari tenggorokannya. Tercengkeram oleh teror murni, dia menyaksikan zombie yang pernah dilihatnya sebelum berjalan ke arahnya.

‘Dia datang untuk memakanku! Dia akan memakanku! Aku akan dimakan! "Gadis kecil itu ketakutan setengah mati, tapi setidaknya dia tidak pingsan lagi.

Lin Qiao terpikat oleh aroma Wu Yueling dan tidak bisa menahan air liur, tetapi pada saat yang sama, dia juga membaca pikiran yang terakhir. Dia melihat bahwa Wu Yueling menatapnya dengan ngeri dengan bibir tertekan dan tubuh kaku, tidak berani bergerak sama sekali.

Lin Qiao mencoba menggerakkan kakinya, tetapi melihat getaran mengalir di tubuh Wu Yueling pada saat dia melakukannya. Wu Yueling kemudian dengan cepat meringkuk, melingkarkan kedua lengannya di lutut, dan menggantung kepalanya.

'Ayah! Saya akan dimakan! Ayah! Tolong datang untuk menyelamatkan saya! Ayah…'

Lin Qiao harus mengambil langkah kecil mundur ketika dia mendengar gadis kecil itu berteriak di kepalanya sendiri. Dia berpikir sejenak, lalu berbalik dan meninggalkan ruang.

Beberapa saat kemudian, Wu Yueling menyadari bahwa dia tampak baik-baik saja. Mengapa zombie belum menggigitnya? Dia perlahan mengangkat kepalanya dengan terkejut tetapi tidak melihat apa-apa di tempat zombie berdiri.

Wu Yueling sangat ketakutan. Dia buru-buru melihat sekeliling, tetapi masih tidak bisa menemukan zombie.

‘Di mana zombie? Kemana perginya? Itu berdiri di sana, bersiap untuk memakanku. "

Dia melihat ke kiri dan ke kanan, tetapi tidak menemukan zombie. Setelah itu, dia menghela nafas sedikit lega. Dan tak lama, dia cemberut, mulutnya melengkung ke bawah saat dia berjuang untuk tidak menangis lagi.

‘Tidak ada seorang pun di sini! Sangat menakutkan! Di mana ayahku? Kenapa dia tidak datang mencari saya? Saya ingin ayah saya! Ayah…'

Setelah meninggalkan ruangnya, Lin Qiao berdiri diam sambil menatap langit. Dia tidak tahu jam berapa karena dia tidak punya arloji, tapi kalau dilihat dari cahaya bintang, seharusnya sekitar jam tiga atau empat pagi.

Dia melihat sekeliling, tiba-tiba menyadari sebuah bangunan yang sangat tinggi. Mata hitamnya bersinar ketika dia berbalik dan diam-diam berlari menuju gerbang gedung di bawah naungan kegelapan. Dia bergerak setenang kucing yang berdiri di ban belakangnya. Hanya pakaiannya yang sedikit mengeluarkan suara saat berkibar di udara.

Bangunan ini memiliki tiga puluh hingga empat puluh lantai. Karena tidak ada lift, satu-satunya pilihannya adalah menaiki tangga.

Semua zombie di sekitarnya menjauh darinya atau berbalik untuk menghindari menatapnya begitu dia mendekati mereka.

Zombi biasa tidak bisa naik tangga karena sendi lutut mereka terlalu kaku. Hanya zombie yang telah berevolusi ke level satu atau lebih tinggi yang bisa berjalan dan berlari dengan gesit, mampu naik turun tangga seperti yang dilakukan Lin Qiao sekarang.

Proses evolusi zombie lambat. Zombi yang tidak cerdas hanya bisa menemukan makanan dengan mengandalkan rasa naluriah mereka, dan hanya sejumlah kecil zombie yang berevolusi bernasib sedikit lebih baik dari itu. Karena hal ini, Lin Qiao belum pernah melihat zombie tingkat tinggi dalam ingatan Lu Tianyu hingga saat ini.

Pada level satu dan dua, zombie masih tidak cerdas. Mereka hanyalah sekelompok monster yang gesit dan cepat yang satu-satunya kesadaran adalah keinginan mereka untuk memakan manusia.

Hanya di level tiga atau di atas zombie akan muncul dengan kecerdasan.

Untuk berevolusi ke level satu atau dua, zombie biasa perlu mengkonsumsi sejumlah besar darah dan daging manusia biasa, atau darah dan daging manusia yang sangat kuat. Setelah itu, evolusi dari level dua ke tiga bahkan lebih sulit.

Bahkan satu dari seratus zombie level dua tidak bisa berevolusi ke level tiga.

Namun, begitu Lin Qiao membuka matanya, dia langsung berevolusi ke level tiga dari zombie biasa. Dia bahkan hampir mencapai level empat, sebenarnya!

Dia memiliki ingatan dan jiwa, dan tentu saja, dia memiliki kecerdasannya.

Namun, dia masih tidak suka memanjat lantai, meskipun dia telah menjadi zombie. Dia merasa pusing saat menaiki tangga dari lantai ke lantai, terlepas dari kenyataan bahwa dia tidak bisa merasa lelah atau kehabisan nafas, atau bahwa hatinya akan meledak seperti manusia yang hidup sekarang.

Dia merasa pusing! Pusing!

Setelah memanjat selusin lantai, dia bahkan merasa sesak di dada.

'Sial! Apakah saya bukan zombie? Bagaimana mungkin saya merasa pusing dan sesak dada? Tidak bisakah aku hidup bahagia sebagai zombie? "

Dia berhenti di lantai dua puluh, berjalan ke jendela di samping sambil mengeluh pada dirinya sendiri.

Ini sudah merupakan lantai kedua puluh, dan ketinggian ini seharusnya memungkinkan dia untuk melihat hal-hal yang ada di daerah tersebut.