ZSS – Chapter 84

Bab 84: Zombi Memblokir Jalan

Penerjemah: Editor Hukum: Hitesh_

Lin Qiao tidak tahu bahwa orang-orang yang ia cari tidak jauh darinya. Mereka berada pada jarak dua kota, tetapi dia merindukan mereka!

Ketika dia melaju ke Kota Fu Zhou, Lin Feng dan orang-orangnya telah memasuki Kota San Ming. Lin Qiao sedang menuju ke Pu Tian dan Quan Zhou, sementara Lin Feng dan keluarganya sedang mengemudi menuju Kota Nan Ping.

Karena itu, mereka saling merindukan. Lin Qiao tidak bertemu Lin Feng dan keluarganya yang dikejar, tetapi memasuki Kota Fu Zhou dengan Junjun.

Cara mereka diblokir ketika melewati Min County.

Yang macet di jalan itu masih kerumunan besar zombie. Namun, apa yang terjadi kali ini sedikit berbeda dari sebelumnya. Jalan Lin Qiao diblokir oleh sekelompok zombie yang berdiri tegak tanpa bergerak di tanah bahkan sebelum dia mendekati daerah pusat county ini.

Lin Qiao menghentikan mobil dan meletakkan kepalanya di atas roda dengan kebingungan, memandangi sekelompok zombie yang tidak bergerak yang berdiri dua atau tiga ratus meter jauhnya.

Zombi di dunia pasca-apokaliptik ini semuanya tidak terorganisir, dan sebagian besar akan bertindak sendiri. Bahkan jika mereka kadang-kadang berkumpul bersama, mereka hanya akan berkeliaran tanpa tujuan.

Tapi sekarang, ratusan zombie biasa berdiri diam di jalan, menatap Lin Qiao tanpa ekspresi; sekarang sedikit menakutkan!

Tampaknya semua zombie di daerah ini telah berkumpul di tempat ini, karena tidak ada zombie lain yang ditemukan kecuali kerumunan yang menyumbat jalan.

Sementara Lin Qiao dengan hati-hati mengamati lingkungan di sekitarnya dan sekelompok zombie aneh di depan, Junjun, yang duduk di kursi belakang, meraung kesakitan.

"Mengaum!"

Lin Qiao segera berbalik untuk menatapnya. Dia memegang kepalanya dengan kedua tangan, dan wajah pucatnya telah terpelintir pada saat itu. Dia tampak menderita, karena matanya tertutup rapat, giginya mengepal dan memamerkan.

Dia sepertinya menahan sesuatu, atau mencoba menekan sesuatu.

"Mengaum?"
"Apa yang terjadi?" Tanya Lin Qiao.

Dia tidak punya waktu untuk menulis pada saat itu, jadi dia memberi Junjun raungan yang dalam untuk menanyakan pertanyaan itu.

"Roar!" Junjun berjuang untuk membuka matanya dan menjawab dengan raungan.

Dari suara dan pikirannya, Lin Qiao mengkonfirmasi satu hal — tekad yang kuat berusaha mengendalikan pikirannya dan membuatnya mematuhinya. Namun, ketika dia merasakan tekad itu, dia juga merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya, seolah-olah sebuah bom meledak di dalam otaknya.

Tekad? Kontrol? Mematuhi?

Lin Qiao tetap tenang saat beberapa pikiran melintas di benaknya. Dia mengulurkan tangan untuk meraih tangan Junjun, lalu keduanya menghilang dari dalam mobil.

Setelah memasuki ruangnya, Lin Qiao segera mulai mengamati reaksi Junjun. Seperti yang dia duga, Junjun melemaskan wajahnya yang tegang setelah masuk.

Saat Junjun tampak lega, Lin Qiao menunjuk kepalanya sendiri. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun, tetapi mengajukan pertanyaan dengan matanya.

Junjun mengerti artinya. Dia mengambil napas dalam-dalam, lalu mengangguk.

Dia memberi tahu Lin Qiao bahwa dia telah berhenti menerima tekad kuat itu setelah masuk, dan kepalanya tidak sakit lagi. Dia juga memberi tahu bahwa ruangnya mampu menghalangi sumber rasa sakit itu, yang barusan membuatnya merasa otaknya meledak.

Tampaknya ruangnya benar-benar terisolasi dari dunia luar, dan itu membuat segalanya lebih mudah. Namun, Lin Qiao masih tidak mengerti mengapa dia tidak merasakan apa-apa sementara Junjun melakukannya.

Pada saat itu, Junjun telah pulih sepenuhnya dari sakit kepala, dan memikirkan pertanyaan yang sama. Jadi, dia memandang Lin Qiao dengan bingung.

Lin Qiao mengambil selembar kertas dan mulai menulis — "Aku tidak merasakan apa-apa."

Itu memperdalam kebingungan Junjun, membuatnya menatap Lin Qiao dengan bingung.

Mereka berdua zombie, tapi mengapa dia memiliki perasaan sakit dan bahaya sementara Lin Qiao tidak merasakan apa-apa?

Lin Qiao menutup matanya untuk mengamati situasi di luar. Setelah mengetahui bahwa kerumunan zombie tetap sama seperti sebelumnya, dia memutuskan untuk pergi keluar dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Kamu tinggal di sini, aku akan keluar untuk melihatnya," tulisnya di atas kertas. Junjun mengangguk sebagai jawaban, karena itu adalah satu-satunya solusi pada saat itu.

Kemudian, Lin Qiao berbalik dan keluar dari ruangnya, meninggalkan Junjun di sana.

Setelah keluar, Lin Qiao masih duduk di kursi pengemudi. Dia menatap kerumunan zombie yang berdiri tanpa bergerak di depannya, mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Dia agak jauh dari kerumunan zombie, jadi dia memutuskan untuk mengemudi lebih dekat untuk melihat apakah dia bisa merasakan sesuatu.

Dia merasa sangat aneh tentang kenyataan bahwa Junjun sangat terpengaruh di tempat ini sementara dia sendiri tidak merasakan apa-apa. Berdasarkan kondisi saat ini, dia tidak bisa membuat keputusan. Jika dia bisa merasakan sesuatu, dia mungkin bisa memikirkan sesuatu.

Lin Qiao mengendarai mobil perlahan menuju kerumunan zombie. Biasanya, semua zombie level rendah perlahan-lahan akan menjauh ketika menghadapnya. Jadi, dia sekarang ingin tahu apakah zombie yang menghalangi jalannya akan melakukan hal yang sama.

Saat mobil bergerak perlahan ke depan, jarak antara Lin Qiao dan kerumunan zombie dipersingkat sedikit demi sedikit. Dua ratus meter … Seratus lima puluh meter … lima puluh meter …

Ketika mobil Lin Qiao semakin dekat dan dekat, kerumunan zombie tetap tidak bergerak. Mereka hanya diam dan tanpa ekspresi berdiri di sana, tanpa membuat gerakan apa pun.

Yang aneh adalah bahwa meskipun jaraknya telah memendek, Lin Qiao masih tidak merasakan apa-apa: tidak ada informasi, tidak ada pikiran, tidak ada suara yang berteriak 'lapar'. Dia sama sekali tidak merasakan apa-apa! Mengapa itu terjadi? Dia tidak bisa merasakan apa pun dari zombie ini!

Dia terbiasa merasakan pikiran sederhana zombie biasa tentang keinginan sederhana mereka untuk memberi makan. Tapi sekarang, dia menghadapi banyak zombie yang tampak menakutkan, tetapi masih tidak bisa mendengar apa pun dari mereka. Dia merasa ada sesuatu yang salah.

Ketika mobil itu tujuh atau delapan meter jauhnya dari kerumunan zombie, Lin Qiao menginjak rem. Dia melakukan itu karena dia merasakan bahaya pada saat itu, yang menyebabkan penindasan yang luar biasa.

Setelah dia menghentikan mobil, kerumunan zombie yang telah tidak bergerak sepanjang waktu diam-diam mulai bergerak.

Kerumunan berpisah perlahan dan menunjukkan jalan di tengah, yang cukup lebar untuk hanya satu orang. Setelah itu, Lin Qiao melihat sosok perlahan berjalan keluar melalui jalan sempit dari belakang kerumunan zombie.

Lin Qiao memikirkan semuanya saat melihat sosok itu.

Ternyata zombie di tingkat yang sangat tinggi ada di sana mengendalikan kerumunan zombie biasa. Menjaga ratusan zombie di bawah kendali dan membuat mereka diam-diam berdiri di sana membutuhkan kemauan yang luar biasa.

Oleh karena itu, zombie tingkat tinggi ini yang perlahan berjalan keluar dari kerumunan memiliki kekuatan tekad yang ekstrim! Itu bahkan lebih kuat dari zombie level-lima yang Lin Qiao temui sebelumnya.

Lin Qiao menatap zombie tingkat tinggi ini, merasa sedikit terkejut.

Zombie ini memiliki mata lingkaran hitam yang sama dengan Junjun, dan wajahnya juga tidak rusak. Matanya merah darah, pupilnya hitam; bibirnya yang manis berwarna ungu gelap, sangat cocok dengan wajahnya yang pucat, tidak jelek sama sekali.

Selain itu, zombie ini terlihat sangat muda. Dia adalah seorang gadis muda! Tingginya sekitar lima kaki dan dua inci, memiliki tubuh yang ramping dan anggota badan. Dia memiliki wajah boneka, dan rambut panjangnya diikat ekor kuda ganda, terlihat sangat imut.

Dia mengenakan gaun putih yang sangat bersih, dan sepasang sepatu merah yang terlihat lucu juga.

Namun, zombie wanita yang cukup muda ini membuat Lin Qiao merasakan tekanan besar dan rasa bahaya yang kuat.